Selasa, 09 Oktober 2012

Kenapa Harus Tukang Cukur ??

"Tukang Cukur" Apa yang ada di benak kalian setelah mendengar profesi itu ? Beberapa orang mungkin beranggapan kalo tukang cukur itu profesi mulia dan sangat luar biasa karena dengan adanya tukang cukur, bagi kalian yang sedang merasa urakan dengan adanya rambut liar yang tumbuh di kepala kalian dapat seketika merubah kalian menjadi orang ganteng yang lahir dari dimensi lain. Mungkin tukang cukur itu juga seorang penguasa yang dapat dipercaya. Bagaimana tidak, Guru, Dosen, Dekan, Rektor, Insinyur, Professor, Pejabat, Perdana Mentri, SBY,  bahkan Obama sekalipun dengan gelar yang bermewah-mewah akan tunduk dengan yang namanya tukang cukur.

Tapi ngga bagi ku.

Ini cerita yang tebalik 180 derajat dari pemikiran orang terhadap tukang cukur. Menurut pandangan ku, dari mata sang pujangga mendung ..... *HHMMMM apa lagi pujangga mendung*..
Tukang cukur itu adalah profesi kejam !!! IYA !!! KEJAAAM.. dan ini profesi yang sama buruknya dengan para petugas eksekusi mati dan tukang eksekusi pongka ..
Dan setiap aku masuk ke ruangan tukang cukur, mendadak keringet dingin keluar, jantung berdegup kancang, pipis tak tertahankan, kerja pankreas dan hati tidak optimal. Begitu duduk di kursi cukur, aku teriak "JANGAN EKSEKUSI SAYA !!! BUKAN SAYA PELAKUNYA !!! JANGAN HUKUM SETRUM SAYAA !!! BUKAN SAYA YANG DOWNLOAD BOKEP AMERI ICHINOSE,, SAYA CUMA MINTA !!!!!".. *Random*

Seberapa pun kerasnya aku menyindir kerjaan tukang cukur ini,  aku tetep pergi ketukang cukur, seenggaknya 3 bulan sekali. Dan dari waktu ke waktu aku pergi kesana kejadiannya selalu sama. Kira-kira seperti ini:

Karena memang dasarnya aku ngga suka cukur rambut, aku anggap semua tukang cukur itu sama. Maka dari itu, sampe detik ini aku orang yang ngga punya tukang cukur langganan seperti orang-orang pada umumnya. walaupun aku ngga suka, tapi agaknya wajib ketukang cukur, tapi "wajib" disini bukan berarti kalo kmu ngga ketukang cukur, kamu bakal dosa terus masuk neraka. 
Awal mula, aku dateng ke tukang cukur di deket rumah, paling ngga ada 3 tukang cukur deket rumah, tapi aku milihnya random.

Begitu masuk, *DEG* Mulai berfikir di dalem hati, "aku tau hasil akhirnya pas aku keluar dari tempat ini, tapi kenapa aku tetep masuk ??". Mulai nunggu giliran. Menikmati pembantaian rambut-rambut orang yang duluan dateng dari aku. Rambut-rambut berserakan membabibuta dilantai. Suasana yang ngga seharusnya aku jelasin disini, keji banget.

Aku berfikir lagi, sebenernya buat apa tukang potong rambut masang poto artis-artis dan aktor-aktor ganteng di temboknya dan dikasi nomer? 
Apa itu berguna ? It's Worthless !!!
Dan di setiap tukan cukur rambut, pasti dan selalu ada poto David Beckham !!! Apakah bakal ada yang dateng ke tukang cukur trus dia bilang, "Mas, Cukur biar kayak Beckam !!"
Kondisinya kayak gini :


Orang ini dateng ke Tukang cukur.

Dia bilang mau cukur kyk David Beckam. Mungkin ngga ??

 Voilaa !!! Paling mentok jadinya kayak gini !!


Satu lagi ke-ngga-gunaan poster di tembok tukang cukur rambut. Gini contohnya :

Untuk tipe rambut plontos, kenapa kebanyakan tukang cukur memasang poster Justin Timberlake? Kenapa bukan Poster Samuel Eto'o ?

Toh model rambut mereka sama-sama plontos ? Apakah ada pengaruhnya dengan RASISME ???


Udah keliatan kan kalo poster itu ngga guna.. Trus kenapa harus di pajang !!!!


Oke balik lagi ke kondisi ku saat itu. Sekarang giliran ku untuk di eksekusi. 
Aku mulai duduk di kursi cukur dan mulai di jalankan ritual, memasangkan kain parasut dan handuk di sekitaran leher. "Bakal di pancung ni gw" dalam hati. Doa doa aku ucapin, mulai doa bangun tidur sampe doa buka puasa aku baca. Beberapa saat kemudian, terjadi pembicaraan bodoh.

Tukang cukur : "Mau potong gimana mas ??"
Aku : "Apa saya di potong nii ?? Saya udah pernah dipotong sekali pas kelas 5 SD mas. 2 Minggu saya pake sarung, masa sekarang dipotong lagi?"

Tukang cukur : "Bukan Mas, maksud saya bukan sunat, potong rambut. Rambutnya mau diapain ??"
Aku : "Oooh, kirain kan.. hmmmm ... diapain ya ??" *Berfikir* *Mulai liat poster-poster ngga guna*

Beberapa saat kemudian......

Aku : "Mas, apapun yang mas lakukan dengan rambut saya, hal itu ngga akan buat saya sertamerta menjadi ganteng mas, karena saya dasarnya memang ga ganteng,, Gini deh, mas bebas mau potong gimana yang menurut mas mendingan buat saya, OKE ?"
Tukang cukur : "Ohh, gitu ya ,, OKE DEH !!!"

Jawabannya MANTEP banget !! Oke, aku percaya, dan aku mulai nutup mata dan lanjut doa buka puasa sampe doa kepada kedua orang tua aku baca.

Beberapa saat kemudian Tukang cukurnya nanya ke aku "Atasnya pendekin lagi atau udah cukup mas ?". Dengan mata masi ketutup, karena aku takut kalo kependekan jadinya jelek, aku jawab "Cukup mas.",

Tukang cukur : "Yakin cukup?"
Aku : "Iya cukup"

Tukang cukur : "Enelan ? ciyus ? miapah?"
Aku : *asah golok*

Tukang cukur : "Yakin ni segini aja ?"
Aku : "Mas, masi kurang mas membantai rambut saya dengan membabi buta gini,, apa dengan cara ini bisa memuaskan kepuasan lahiriah dan batiniah mas ?"

Tukang cukur : "Oke kalo gitu sudah selesai"

Aku mulai buka mata, mulai liat kaca setelah itu kami bunuh-bunuhan.

Mungkin sekian aku berbagi pengalaman ku tentang tukang cukur. Untuk ending dari hasil cukurannya ngga perlu aku bahas, karena itu aib.. hahahaaa.. Sekali lagi ini hanya bercanda, ngga ada maksud apa-apa dari saya sebagai pengarang cerita. See You Next Post . . 


1 Comment:

Unknown

sama satu lagi nip, kenapa kita harus bayar itu tukang cukur?analoginya gini,kita itu cuma dateng,cuma duduk,cuma numpang dipotongi rambut sesuai kemauan kita,terus kita juga cuma mencak mencak kalo potongannya ga sesuai, masa gitu aja harus bayar?kenapa ga barter KTP aja?ato ga saling follow2an di twitter?kan lebih praktis itu. aaaaahhhhhhhhhhhh!!!!!

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

About Me

Foto Saya
Hanya seorang mahasiswa yang mencoba menertawakan kebodohan diri sendiri terhadap sesuatu atau seseorang yang berada di sekitarnya.
 

Labels

Awkward (3) curcol (3) Elektro (1) Fact (6) Happening (1) Hits (1) me (6) My Family (4) My Friends (11) My Life (13) My Self (9) Ospek (2)

Twitter

Followers

 

...


Copyright © 2011 Mdev
Originally Written By : Hanif Arian [@HanifArian]

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger